Header Ads

test

Ma'ruf Amin: Indonesia Bukan Negara Islam bukan pula Negara Kafir


Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Ma'ruf Amin mengatakan Indonesia adalah negara perjanjian. Karena itu, hubungan antar-umat beragama harus bersifat mu'ahadahatau saling berjanji untuk hidup berdampingan secara damai.

"Bagi perspektif Islam, negara ini bukanlah negara Islam (Darul Islam), negara kafir (Darul Kufri), atau negara perang (Darul Harbi), tapi negara perjanjian (Darul Ahdi)," katanya saat mendeklarasikan Majelis Dzikir Hubbul Wathon dalam acara Halaqah Nasional Alim Ulama di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis, 13 Juli 2017.

Menurut Ma'ruf Amin, umat Islam dan nonmuslim di Indonesia harus saling mencintai, menyayangi, dan tolong-menolong. "Kata Imam Ghazali, negara terbentuk karena adanya saling bergantung dan membutuhkan (ta'awun dan tanashur)," ucapnya.

Kehidupan masyarakat Indonesia, kata Ma'ruf, harus seperti sebuah bangunan yang satu sama lain saling menopang. "Dengan demikian, terjadilah Indonesia yang kondusif dan utuh, yang saling menyayangi," ujarnya.

Namun keutuhan ini terganggu saat muncul kelompok yang tidak atau kurang memiliki komitmen kebangsaan. Kelompok ini ingin memisahkan diri (separatisme), memaksakan mengubah negara (radikalisme), dan intoleran. Menurut Ma'ruf, dalam Islam, mereka termasuk fanatisme dan ego kelompok. "Yang benar kelompoknya saja, yang masuk surga kelompoknya saja, sedangkan yang lain kafir. Makanya disebut kelompok takfiri," tuturnya.

Ia mengajak ulama dan pemerintah (umara) mengambil inisiatif untuk merekatkan kembali masyarakat saat persatuan dan kesatuan bangsa tengah diuji. Sebab, hal ini menjadi tanggung jawab bersama. Persatuan dapat dieratkan kembali lewat pranata kenegaraan, kemasyarakatan, dan keagamaan. "Bagi ulama, NKRI harga mati, Pancasila adalah final. Karena itu harus dijaga," katanya.

Ma'ruf Amin berharap Majelis Dzikir Hubbul Wathon dapat menjadi tempat kolaborasi ulama dan umara untuk menjaga keutuhan bangsa. "Upayanya lewat dua hal, yaitu dialog kebangsaan dan zikir serta doa dan istigasah," kata Rais Aam PBNU ini.

Tidak ada komentar